Putri Bunga Melur
Sudah bertahun-tahun lamanya sepasang suami istri
belum juga mempunyai seorang anak pun. Akan tetapi
mereka tidak putus asa dan terus berdoa kepada Allah.
Suatu hari ketika istrinya melihat sekuntum bunga
melur, seketika terpikir olahnya, "Bila saja aku
mempunyai seorang anak perempuan secantik bunga melur
ini, alangkah bahagiaku".
Beberapa hari kemudian sang istri bermimpi didatangi
seorang kakek tua yang berkata kepadanya, bahwa Allah
akan mengabulkan doanya. Ketika anaknya lahir,
badannya hanya sebesar bunga melur dan suami istri itu
menamakannya Putri Bunga Melur karena wajahnya
secantik bunga ini.
Pada suatu hari Putri Bunga Melur yang sudah meningkat
remaja jatuh sakit. Teringat oleh ibunya, pesan kakek
tua dalam mimpinya bertahun-tahun lalu. Sebab itu,
ibu dan ayah Puteri Bunga Melur memutuskan untuk
mengirimkan anaknya ke negeri seberang. Sebelum
berlayar, ayah dan ibunya berpesan untuk tidak
menghiraukan bunga bakung yang ditemuinya dalam
perjalanan.
Akan tetapi, ditengah perjalanan Putri Bunga Melur
lupa akan pesan ayah ibunya. Seorang gadis jelek
sebesar dirinya yang bernama Tuntung Kapur, tiba-tiba
muncul dari bunga bakung yang didekatinya dan melompat
kedalam perahunya. Dengan kasar ia memerintahkan
Putri Bunga Melur segera berangkat kembali.
Setelah menempuh perjalanan yang amat jauh, sampailah
mereka di negeri seberang. Penduduk menjadi kacau
karena mereka hanya melihat seberkas sinar dan tidak
melihat kedua gadis itu. Segera mereka menghadap
Raja. Raja seketika teringat mimpinya beberapa tahun
lalu. Seorang kakek tua mengatakan, bahwa putera raja
yang badannya sebesar ibu jari itu akan mendapatkan
jodoh bila tampak sinar terang di pelabuhan.
Segera Raja bergegas berangkat ke pelabuhan. Tuntung
Kapur berkata kepada Raja bahwa Putri Bunga Melur
adalah pembantunya. Karena Raja mengira bahwa Tuntung
Kapur adalah jodoh puteranya, maka dia memutuskan akan
menjodohkan puteranya dengan Tuntung Kapur. Sementara
itu putera Raja memperhatikan tingkah laku kedua gadis
itu. Tidak seperti Putri Bunga Melur, Tuntung Kapur
tidak bisa memasak. Sejak itu putera Raja senang
mengunjungi Putri Bunga Mekur. Ia ingin menikahi
Putri Bunga Melur.
Suatu ketika Raja dan putera mahkota berpesiar
menelusuri sungai. Mereka menjadi curiga ketika
mendengar nyanyian binatang-binatang penghuni hutan.
Raja menanyakan hal ikhwal yang sebenarnya, akan
tetapi Tuntung Kapur tidak mau mengakui perbuatannya.
Putri Bunga Melur kemudian menceritakan seluruh
kisahnya. Baginda Raja pun murka karena ditipu oleh
Tuntung Kapur. Tuntung Kapur diusir meninggalkan
negeri seberang. Segera Baginda Raja memerintahkan
rakyatnya untuk menyiapkan pesta perkawinan yang megah
untuk putera mahkota dan Putri Bunga Melur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar