Legenda Gua Kemang Sembahe
Dahulu
kala terdapat seorang petani yang ingin membuka ladang di Kampung Uruk
Rambutan , tanah Karo. Pria ini disebut dengan Bolang yang berarti kakek
dalam bahasa Karo.
Bolang
tersebut ingin membuka ladang untuk ditanam disekitar kampung uruk
rambutan (sekarang sembahe) . Namun ditengah perjalanan betapa
terkejutnya Bbolang tersebut ketika melihat makhluk kecil dengan tumit
terbalik melintas disekitar tempat yang akan dijadikan ladang. jalan
Bolang tersebut bertemu dengan Umang (dalam bahasa karo jin , roh jahat
,hantu sering disebut dengan umang) . Bentuknya kecil dengan tumit
terrbalik dengan kaki yang menghadap kebelakang.
Umang ini
bersedia membantu bolang tersebut untuk membuka , membersikan dan
menanami lahan. Umang menaruh kesepakatan kepada Bolang agar tidak
memberi tahu orang lain tentang hal ini . Bolang juga dilarang membawa
perempuan dan anak kecil kemari. Bolang menyetujui kesepakatan ini ,
diapun meminta bantuan umang untuk menggarap lahan yang masih semak
belukar. Ladang ini tidak mampu dibersihkan dalam satu hari , namun
umang ini mampu melakukannya. Bolang ini kembali kerumah dan
menceritakan bahwa ladang telah dibersihkan dan digarap. Istri yang
merasa heran , mulai menaruh curiga kepada Bolang. Keesokannya secara
diam-diam sang istri mengikuti Bolang ke ladang Betapa terkejutnya sang
istri saat melihat ladang yang berisi makhluk-makhluk kecil menggarap
lahan. Sang umang mengetahui keberadaan istri bolang tersebut dan
menanggap perjanjian dengan bolang batal.
Lahan yang sudah
digarap kembali seperti semula. Bolang yang mengetahui ini marah besar
kepada istrinya , dan keesokan harinya bolang kembali kehutan untuk
menemui. Namun Bolang hanya menemukan satu bongkahan batu besar dengan
lubang 50 x 50 ditengahnya .Batu ini dipercaya sebagai tempat tinggal
umang dan diberi nama dengan Goa Kemang. Dan ditemukan masyarakat pada
zaman penjajahan Belanda. Banyak orang yang berusaha memindahkan batu
ini termasuk koloni Belanda itu sendiri. Namun tidak ada satupun yang
mampu mengangkatnya. Orang - orang primitif sekitar kampung kemudian
menyembah batu ini , mengantar sesajen juga memohon permintaan di Batu
Ini, sejak saat itulah desa ini di juluki dengan desa Sembahe yang dalam
bahasa Karo berarti sembahlah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar