Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem. Ia
hidup sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak, agar
dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu semua mustahil
karena ia tidak mempunyai suami.
Mbok Yem sangat ketakutan. Tubuhnya gemetaran melihat mahluk yang
sangat besar itu. Raksasa itu berkata dengan suara yang sangat
membahana, ‘’ Hei, perempuan tua? Jangan takut, aku tidak akan
memakanmu. Kamu sudah terlalu tua. Dagingmu keras dan tidak enak. Aku
datang kesini hanya ingin memberikan sesuatu padamu.’’
Raksasa itu memberikan beberapa butir benih tanaman dan berkata, ‘’
Tanamlah benih ini dan rawatlah dengan baik dan kau akan mendapatkan
semua yang kau inginkan selama ini.. tapi ingat, kau tidak boleh
menikmatnya seorang diri. Kau harus memberikannya kepadaku juga sebagai
tanda terima kasih.’’
Mbok Yem hanya mengangguk. Ia langsung pulang ke rumahnya. Setiba
Mbok Yem dirumah, sesuai dengan petunjuk si raksasa it, di tanam lah
benih tersebut. Ajaibnya, keesokan harinya, benih tanaman itu telah
tumbuh menjadi tanaman mentimun. Buah-buahnya besar-besar. Jika terkena
sinar matahari, warnanya besinar seperti emas.
Karena penasaran dengan dengan bua mentimun itu, akhirnya di petiklah
satu yang paling besar. Ketika di belah, Mbok Yem sangat terkejut. Di
dalam timun tersebut ada seorang bayi perempuan yang sangat cantik.
‘’ Jadi ini maksud dari ucapan si raksasa. ‘’ ujarnya dalam hati.
Betapa senangnya Mbok Yem. Tidak pernah terbayangkan akan mempunyai
seorang anak perempuan yang sangat cantik. Karena lahir dari buah
mentimun berwarna keemasan. Anak itu di beri nama Timun Mas.
Keesokan harinya, di hutan, Mbok Yem bertemu kembali engan si
raksasa. Raksasa itu berkata, ‘’ Engakau sudah mendapatkan apa yang kau
inginkan selama ini. Sesuai dengan janjimu, engkau harus membaginya
denganku.’’
Mbok Yem bingung, ia bertanya, ‘’ Bagaimna mungkin bayi perempuan bisa dibagi?’’
‘’ Tidak usah bingung perempuan tua. Kau boleh memilikinya sampai
usia 17 tahun. Selanjutnya. Anak itu akan menjadi santapanku.’’ Jelas
raksasa.
‘’ Baiklah raksasa. Aku akan merawat anak itu, dan menganggap ank itu anakku sendiri sampai usia 17 tahun,’’ ujar Mbok Yem.
Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat baik hati dan
cantik jelita. Kulitnya kuning langsat. Tubuhnya tinggi semampai.
Rambutnya hitam berkilau. Semakin hari kecantikannya, semakin terlihat.
Timun Mas juga sangat rajin membantu ibunya. Ia selalu menemani
ibunya mencari kayu bakar di hutan. Kebaikan hati Timun Mas membuat Mbok
Yem khawatir kehilangannya. Ia sangat menyayangi Timun Mas untuk
menjadi santapan si raksasa.
Tahun demi tahun terus berganti. Kini, Timun Mas sudah menginjak usia
17 tahun. Sudah waktunya bagi raksasa itu untuk mengambil Timun Mas.
Mbok Yem menyuruh Timun Mas bersembunyi di dalam kamar. Tiba-tiba,
terdengar suara dentuman yang sangat keras. Itu adalah suara langkah
kaki si raksasa. Mbok Yem gemetar ketakutan.
‘’ Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang telah kau janjikan untukku ?’’ teriak raksasa itu.
‘’ Ia sedang mandi di kali, Tuan raksasa. Tubuhnya sangat bau. Kau pasti tidak akan suka memakannya.’’ Ujar Mbok Yem
‘’ Baiklah. Aku akan kembali seminggu lagi. Pastikan ketika aku kembali ia sudah siap untuk ku bawa ke hutan.’’ Ujar raksasa.
‘’ Tentu saja. Tuan. Aku tak akan mengecewakanmu.’’ Ujar Mbok Yem.
Maka pergilah raksasa itu kembali ke hutan. Mbok Yem dan Timun Mas
sangat lega. Mereka masih punya waktu semiggu untuk bersama. Namun,
setelah seminggu berlalu dan raksasa itu datang kembali, ibu dan anak
ini tetap tidak mau berpisah. Timun Mas kemali bersembunyi. Kali ini di
dapur, di dalam tempayan air yang kosong.
‘’ Hai perempuan tua. Aku kembali untuk menagih janjimu! Cepat serahkan anak perempuanmu.’’ Teriak si raksasa.
‘’ Maaf, Tuan raksasa. Timun Mas sedang menjual kayu ke kampung. Bila
saja engkau datang lebih pagi, engkau pasti bertemu dengan dia.’’ Ujar
Mbok Yem
Dengan setengah marah raksasa itu berteriak. ‘’ Baiklah, ku beri
waktu 1 minggu lagi. Jika anakmu tidak kau serahkan kepadaku. Akan ku
hancurkan rumahmu.’’
Mbok Yem semakin ketakutan dan bingung denngan ancaman si raksasa. Ia
sungguh tidak rela anak perempuanya yang sangat cantik menjadi santapan
si raksasa yang kejam itu. Melihat keadaan ibunya. Timun Mas berkata.
‘’ Ibu, janganlah bersedih. Relakanlah aku menjadi santapan raksasa
itu.’’ Ujar Timun Mas.
‘’ Tidak anakku. Ibu tidak akan membiarkanmu menjadi mangsa raksasa
jahat itu. Ibu akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu.’’ Ujar Mbok
Yem.
Kemudian Mbok Yem pergi menemui seorang kakek yang sakti tinggal di
gunung. Kakek sakti itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir
garam, dan sepotong terasi.
Seminggu kemudian, raksasa itu datang lagi. Kali ini, si raksasa udah
tidak dapat menahan emosinya. Kakinya yang besar, di hentak-hentakan ke
tanah sehingga bumi bergetar.
‘’ Cepat serahkan anakmu atau ku hancurkan rumah beserta ddirimu! Aku sudah sangat lapar!’’ teriak raksasa.
‘’ Maap, Tua raksasa. Anakku sudah berjalan ke hutan. Kembalilah
engkau ke hutan tempat tinggalmu. Timun Mas sudah berada di sana.’’ Kata
Mbok yem berbohong.
Pada saat itu. Timun Mas sudah keluar rumah melalui pintu belakang.
Ia membawa semua benda yang di berikan oleh kakek sakti dari gunung itu.
Ketika akan kembali ke hutan, si raksasa melihat Timun Mas berlari dari
belakangrumah. Di kejarnya Timun Mas.
Meskipun panic. Timun Ma masih mengingat perintah ibunya untuk
melempar sebutir benih mentimun. Benih mentimun itu langsung berubah
menjadi lading mentimun dengan buah yang besar-besar. Karena kelaparan,
si raksasa memakan mentimun-mentimun di ladang itu. Setelah keyang. Ia
kembali mengejar Timun Mas. Meskipun perutnya yang kekenyangan membuat
jalannya menjadi lambat. Raksasa itu tetap bisa mengejar Timun Mask
arena langkah kakinya yang panjang.
Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan sebuah duri.
Duri itu berubah menjadi sebuah hutan bamboo. Hutan bamboo itu
memperlambat jalan raksasa itu. Tubuhnya menjadi penuh luka karena
tertusuk batang bambu.
Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia tetap mengejar mangsanya. Kali
ini, Timun Mas melemparkan sebutir garam. Garam itu berubah menjadi
sebuah lautan yang luas. Raksasa itu harus berenang untuk mengejar Timun
Mas. Ia berhasil, tetapi tubuhnya sudah sangat lelah.
Raksasa it uterus mengejar Timun Mas meskipun sudah kelelahan. Timun
Mas melempar sepong terasi. Kali ini terasi tersebut berubah menjadi
lumpur hisap. Raksasa itu berteriak meminta tolong ketika tubuhnya
terhisap lumpur.
Tubuh raksasa yang besar tidak mampu melawan hisapan lumpur karena
kelelahan. Ia pun tewas terhisap lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa
jahat itu. Setelah bebas dari raksasa jahat itu. Kehidupan Timun Mas dan
Mbok Yem membaik.
Timun Mas bertemu dengan seorang pangeran dari negeri seberang.
Pangeran itu jatuh cinta kepadanya. Merekapun menikah. Timun Mas dan
Mbok Yem diboyong oleh pangeran itu ke istananya. Mereka hidup bahagia
selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar