Zaman dulu di suatu desa di Bali hidup seorang Pria yang bernama Pan Balang Tamak, yang memiliki arti “Pan” berarti bapak/ayah, “Balang” berarti hewan belalang yang merupakan hewan yang lincah dan cerdik dan “Tamak” yang berarti rakus.
Suatu hari ketika ada pengumuman akan
diadakan gotong royong di bale banjar ketika ayam turun dari peristirahatan
jika tidak akan terkena denda. Keesokan harinya saat pagi ayam turun semua
oranng sudah begotong royong, tetapi hingga siang Pan Balang Tamak menunggu
ayamnya turun, hingga Kepala Desa datang berkata “Mengapa kamu tidak hadir
gotong royong?, karna sekarang kamu akan kena denda“ lalu Pan Baling Tamak
berkata ”Karena menurut pengumuman, semua bergotong royong ketika ayam turun
dari peristirahatannya, tetapi ayam saya baru turun siang ini “ hal itu terjadi
karena ayam milik Pan Balang Tamak adalah ayam betina yang sedang mengeram
telur, itulah cara Pan Balang Tamak agar tidak gotong royong.
Beberapa hari kemudian ada pengumuman semua
akan mengikuti rapat di balai desa, Pan Baling Tamak meiliki akal
cerdik, iya menyuruh istinya membuat jajan uli ketan pulung-pulung
agar menyerupai kotoran anjing. Akhirnya pagi hari sebelum rapat di
mulai Pan
Balang Tamak datang ke balai desa sebelum rapat dan menaruh jajan yang
seperti
kotoran tersebut di tiang-tiang balai desa dan memberinya air agar
menyerupai
kotoran ajing. Saat semua orang datang, saat mereka melihat kotoran
ajing yang
banyak Pan Balang Tamak berkata” Siapa yang berani memakan kotoran
tersebut
akan saya berikan uang 100.000 rupiah ” dan yang lain menjawang “Mengapa
kamu
menyuruh kami , apakah kamu sendiri berani memakan kotoran tersebut?,
jika
berani kami akan memberikan uang 100.000 rupiah perorang” karena
mendengar kata
tersebut Pan Balang Tamak berpura-pura tidak berani dan akhirnya iya pun
memakannya
dengan pura-pura tidak berani dan akhirnya habis semua lalu iya mendapat
uang
dari semua orang yang ada disana.
Karena terlalu banyak hal curang yang
sering dilakukan Pan Balang Tamak, Raja pun mengutus seseorang untuk membunuhnya
menggunakan racun yang sangat ampuh untuk membunuh Pan Balang Tamak, tetapi karena
mendengar hal itu sebelumnya Pan Balang Tamak pernah mengingatkan istrinya ia
berkata ” Istriku jika aku mati nanti aku ingin agar jenasahku di dudukan dengan bersila di bale lalu
senderkan diriku pada salah satu tiang di bale tersebut, gantungkan rambutku pada bagian atas bale, lalu carikan aku seekor tamulilingan dan letakan di samping jenasah ku selama 1 hari , dan aku ingin harta kita di letakan di bale delod (rumah bagian selatan) berupa peti dan tutup menggunakan kain kasa putih dan jasad di letakan di bale daja ( rumah bagian utara) dan di tutup peti”. Setelah itu beberapa hari kemudian matilah Pan Balang Tamak dan istrinya pun melakukan hal yang di perintahkan suaminya.
senderkan diriku pada salah satu tiang di bale tersebut, gantungkan rambutku pada bagian atas bale, lalu carikan aku seekor tamulilingan dan letakan di samping jenasah ku selama 1 hari , dan aku ingin harta kita di letakan di bale delod (rumah bagian selatan) berupa peti dan tutup menggunakan kain kasa putih dan jasad di letakan di bale daja ( rumah bagian utara) dan di tutup peti”. Setelah itu beberapa hari kemudian matilah Pan Balang Tamak dan istrinya pun melakukan hal yang di perintahkan suaminya.
Karna mendengar hal tersebut utusan raja mengintip ke rumah
Pan Balag Tamak, tetapi apa yang ia lihat, ia kira Pan Balang Tamak telah mati,
tetapi iya melihatnya duduk bersila di bale sambil menggeraikan rambutnya
diselingi dengan membacakan mantra/nanyian agama yang sebenarnya hanyalah
jenasah dan tamulilingan yang ada. Karan hal itu utusan raja mengatakan bahwa
racun tersebut tidak ampuh. Karena Raja tidak percaya Raja pun menelan racun
tersebut dan akhirnya ia mati.
Akhirnya Raja yang semula ingin
mebunuh Pan Balang Tamak akhirnya mati juga bersama racun miliknya. Setelah
beberapa hari jenasah Pan Balang Tamak di pindahkan oleh istrinya ketempat yang
di perintahkan dahulu yaitu bale daja (rumah bagian utara) dan hartanya di
letakan di bale delod (rumah bagian selatan). Karena berita tentang kematian
Pan Balang Tamak sudah tersebar keseluruh desa, ternyata ada orang yang ingin
berbuat jahat.
Orang tersebut ingin mencuri harta kekayaan Pan Balang Tamak
karena Pan Balang Tamak terkenal kaya. Akhirnya orang tersebut mendatangi rumah
Pan Balang Tamak dengan sembunyi-sembunyi dan langsung berjalan ke bale daja
(rumah bagian utara) di mana semua orang percaya tempat itu adalah tempat
menyimpan kekayaan dan barang berharga, karena tidak mungkin di bale delod (rumah
bagian selatan) adalah tempat jenasah Pan Balang Tamak.
Akhirnya orang tersebut melihat peti
yang dikira harta Pan Balang Tamak dan membawanya pergi. Ketika ingin melihat
isinya di pertengahan jalan mereka berhenti, tetapi karena ada bau tak sedap
akhinya tidak jadi dan berjalan lagi hingga tiba di pura, yaitu pura Desa,
akhirnya mereka membukanya dan ternyata yang mereka bawa dalam peti ternyata isinya adalah jenasah Pan Balang Tamak dan
mereka lari ketakukan dan meninggalkan jenasah tersebut di pura desa,
Itulah yang menyebabkan di pura Desa
ada Pemujaan/bale yang bernama Pan Balang Tamak yang berarti agar setiap kita memasuki pura Desa maka rasa Tamak
kita atau rasa rakus kita akan hilang dan menjadi orang yang
lebih baik dan tidak menjadi orang yang rakus dan curang dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar