Pada suatu malam dimasa penjajahan Belanda, terjadi sebuah perampokan di
daerah Kemayoran. korbannya adalah Babah Yong. Babah Yong diikat
diruang tengah dan barang-barang berharga miliknya dibawa kabur oleh
para perampok.
Tuan Ruys, pengusaha daerah Kemayoran, segera menyelidiki tempat
perampokan. Bek Kemayoran juga datang. Menurut keterangan beberapa orang
yang melihat peristiwa itu, Sepintas wajah perampok yang kabur mirip
dengan Asni. Mereka mencurigai Asni sebagai pelaku perampokan itu. Tuan
Ruys memerintahkan Bek Kemayoran untuk segera menangkap Asni.
Keesokan harinya, Bek Kemayoran menangkap dan menyerahkan Asni kepada
Tuan Ruys. Namun, beberapa saksi menjelaskan bahwa malam itu Asni ada di
rumah. Karena tidak ada bukti yang kuat, maka Asni dibebaskan dengan
syarat ia harus bisa menangkap perampok yang berwajah mirip dengannya.
Jika tidak berhasil, Asni akan dipenjara.
Sementara itu, di daerah Marunda ada seorang gadis cantik bernama Mirah.
Ibunya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ayahnya yang bernama
Bang Bodong. Saat itu di daerah Marunda sering terjadi perampokan.
Bang Bodong adalah seorang jagoan yang sangat ditakuti oleh para
perampok dan disegani oleh masyarakat Marunda. Selain kehebatan ilmu
bela diri yang dimiliki, Bang Bodong terkenal sebagai orang yang selalu
melindungi rakyat kecil.
Bang Bodong merasa prihatin dengan keadaan kampung Marunda. Usianya
semakin tua dan tidak memiliki anak laki-laki yang bisa mewarisi ilmu
bela diri. Sementara penguasa Belanda tidak peduli dengan kekacauan yang
meresahkan masyarakat.
Bang Bodong memanggil Mirah dan menceritakan keadaan kampung yang
semakin meresahkan. Bang Bodong khawatir kampung Marunda akan menjadi
sarang para perampok. Mendengar kekhawatiran ayahnya, Mirah terpanggil
untuk ikut mempertahankan kampung kelahiranya. Mirah minta dilatih ilmu
bela diri. Bang Bodong mengabulkan permintaan Mirah. Dalam waktu singkat
Mirah telah menguasai semua ilmu yang diajarkan. Tak heran Mirah
menjadi pendekar wanita dari Marunda.
Melihat Mirah telah menguasai semua ilmu yang diajarkan, hati Bang
Bodong merasa puas dan bangga. Diharapkan Mirah dapat mempertahankan
daerah Marunda. Namun, Bang Bodong juga merasa sedih karena Mirah sudah
semakin dewasa dan belum berkeluarga. Bang Bodong berharap Mirah mau
segera menikah. Mirah menolak karena khawatir tidak dapat merawat
ayahnya dengan baik.
Bang Bodong terus mendesak Mirah untuk menikah. Akhirnya, Mirah setuju
untuk menikah, tetapi dengan syarat calon suaminya bisa mengalahkan ilmu
silatnya. Mendengar persyaratan itu, Bang Bodong segera mengadakan
sayembara silat. laki-laki yang bisa mengalahkan Mirah dalam ilmu silat
berhak mempersunting putrinya sebagai istri.
Para pendekar dari berbagai daerah berdatangan untuk ikut serta dalam
sayembara, termasuk Tirta, seorang jagoan dari Karawang. Wajah Tirta
mirip Asni, tetapi ia suka melakukan keonaran dan perampokan di berbagai
daerah. Akan tetapi, Tirta dapat dikalahkan oleh Mirah. Tirta mengaku
kehebatan Mirah. Hingga sayembara berakhir tak seorang pun dapat
mengalahkan Mirah.
Sementara itu, Asni terus mengembara dari satu daerah kedaerah lain
untuk mencari perampok yang berwajah mirip dengannya. Suatu hari, Asni
tiba di kampung Marunda. Asni disangka perampok dan terlibat perkelahian
dengan penjaga kampung.
Dua penjaga kampung dapat dikalahkan oleh Asni. Mereka lari mengadu
kerumah Bang Bodong. Seketika Bang Bodong berlari menemui Asni.
Pertarungan Asni dan Bang Bodong tak terelakkan. karena usianya yang
sudah tua, Bang Bodong dapat dikalahkan oleh Asni.
Mendengar ayahnya dikalahkan oleh Asni, Mirah segera menyerang Asni.
Mulanya Asni tidak mau melawan musuh seorang perempuan. tetapi, karena
Mirah terus menyerang akhirnya Asni melawan.
Kehebatan silat Mirah ternyata masih belum sebanding dengan kehebatan
Asni. Mirah dibuat kewalahan. Mirah sering jatuh tak berdaya. Mirah
akhirnya mengaku kalah dan Asni tersenyum-senyum.
Bang Bodong yang menyaksikan pertarungan itu segera menghampiri Mirah
dan Asni. Bang Bodong bercerita kepada Asni tentang sayembara silat yang
ia adakan belum lama ini. Karena Asni berhasil mengalahkan Mirah, ia
berhak memperistri Mirah.
Mendengar penjelasan itu hati Asni berbunga-bunga. Ia mendapatkan
seorang gadis yang cantik jelita dan pandai dalam ilmu bela diri. tentu
saja Asni dengan senang hati menerima Mirah sebagai calon istrinya.
Asni menceritakan tujuannya berkelana adalah untuk mencari perampok yang
berwajah mirip dengannya. Jika tidak dapat menangkap perampok itu, maka
Asni akan dipenjara. Bang Bodong tahu orang yang dimaksud itu adalah
Tirta.
Tak lama kemudian Bang Bodong menyelenggarakan pernikahan Mirah dan
Asni. Pesta itu sangat meriah. Tirta diundang untuk menghadiri pesta
itu.
Tirta datang menghampiri undangan tersebut dan sangat terkejut melihat
Bek Kemayoran, Tuan Ruys dan centeng-centeng Babah Yong. Tirta
terkepung. Bek Kemayoran mendekati Tirta dan terjadilah perkelahian. Bek
Kemayora dapat dikalahkan oleh Tirta.
Suasana pesta menjadi sangat kacau. Bang Bodong bermaksud melerai tetapi
terserempet golok sehingga terluka. Melihat kejadian itu, Mirah segera
melepaskan pernak-pernik pakaian pengantinnya dan menyerang Tirta.
Dalam pertarungan ini Tirta dapat dikalahka oleh Mirah. Asni segera
menghampiri Tirta. Tirta dapat mengenali dengan baik bahwa Asni adalah
adiknya. Mereka berpelukan karena telah lama berpisah. Tirta dan Asni
adalah kakak beradik satu ayah lain ibu. Ibu Asni berasal dari Cakung
sedangkan ibu Tirta berasal dari Karawang.
Sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir, Tirta menyampaikan
bingkisan berupa pending emas kepada Mirah. Tirta menjelaskan bahwa
kedatangannya di pesta karena ingin berjumpa dengan Mirah dan ingin
mengucapkan selamat.
Beberapa tahun kemudian Asni dan Mirah meninggalkan Marunda. Mereka
telah menjadi pasangan suami istri yang bahagia. Mereka tinggal di
Kemayoran sampai berusia tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar