Sabtu, 28 Mei 2016
Putri Angkuh dan Kalung Permata
Di Jawa Barat, ada sebuah telaga yang diberi nama Telaga Warna. Pada saat cuaca sedang cerah, telaga ini akan memantulkan warna- warni yang indah. Konon, Telaga Warna berasal dari air mata Ratu Purbamanah.
Ratu Purbamanah dan Raja Suwartaiaya adalah pemimpin Kerajaan Kutatanggeuhan di Jawa Barat. Mereka memerintah dengan arif dan sangat dicintai rakyatnya.
Mereka mempunyai seorang putri yang cantik, yaitu Gilang Rukmini. Orangtuanya sangat memanjakan Gilang Rukmini, karena ia adalah anak satu- satunya. Hal ini membuat Gilang Rukmini bersifat kurang baik. la akan marah dan bertindak kasar jika keinginannya tidak dipenuhi. Walau begitu, orangtua dan rakyat tetap menghargai dan menyayanginya.
Ketika bagi Gilang Rukmini berusia 17 tahun, Raja mengadakan pesta untuknya. la mengundang seluruh rakyat untuk datang. Rakyat pun memusyawarahkan hadiah yang akan diberikan kepada sang Putri. Mereka mengumpulkan uang dan memanggil seorang pengrajin perhiasan yang terkenal. Lalu, jadilah sebuah kalung bertahta permata warna-warni yang sangat indah.
Pesta di mulai, ketika Raja dan Ratu muncul untuk menyapa rakyatnya, mereka segera disambut dengan gembira oleh rakyat. Begitupun ketika Gilang Rukmini muncul.
Rakyat pun memberikan hadiah yang mereka siapkan. Raja Suwartalaya membuka hadiah tersebut dan menemukan sebuah kalung yang sangat indah.
“Putriku saying, pakailah kalung ini, hadiah tanda cinta rakyat kepadarnu,” kata Raja kepada putrinya.
“Kalung ini sangat cantik, Nak. Pakailah, kalau tidak rakyat akan kecewa,” ujar Ratu Purbamanah.
Gilang Rukmini menatap hadiah kalung itu dengan wajah sebal, “Apa yang indah dari kalung ini, Ibunda? Bentuknya sangat kampungan dan tidak menarik. Aku malu memakainya!” Lalu, ia menghempaskan kalung tersebut ke lantai, sehingga butir butir permatanya tercecer.
Semua tercengang melihat sikap Gilang Rukmini. Tiba-tiba terdengar suara tangis Ratu Purbamanah. la sangat sedih dengan sikap anaknya yang angkuh itu. Tangisnya sangat memilukan hati. Air mata sang Ratu terus mengalir. Karena derasnya air math itu, terbentuklah genangan. Tiba tiba juga, muncullah mata air di halaman istana, makin lama genangan semakin tinggi dan akhinya menenggelamkan seluruh Kerajaan Kutatanggeuhan menjadi sebuah telaga yang sangat indah.
Pada hari yang cerah, telaga itu memantulkan warna-warni yang indah yang konon berasal dari ceceran kalung Gilang Rukmini yang masih berada di dasar telaga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar