Kamis, 26 Mei 2016

Asal Mula Gunung Arjuna


Cerita Rakyat Jatim Dongeng Asal Mula Gunung Arjuna


Dalam cerita pewayangan, Arjuna adalah salah seorang dari lima anak Prabu Pandu. Ia mempunyai keahlian berperang dan kesaktian yang lebih tinggi daripada saudara-saudaranya. Kesaktiannya ia
dapatkan sebagai anugerah dari para dewa, karena ia rajin bertapa.

Suatu saat, Arjuna pergi bersemedi dengan harapan agar pora dewa menambah kesaktiannya. Di lereng sebuah gunung di wilayah Batu, Malang, ia memulai persemedian tersebut. Arjuna duduk di puncak sebuah batu yang cukup tinggi. Karena khusyuk bersemedi, tubuh Arjuna menjadi bersinar dan memancarkan kekuatan. Kekuatan itu membuat puncak gunung semakin menjulang menembus langit dan mengguncang khayangan.

Para dewa di negeri khayangan merasa terganggu. Lalu, mereka mengufus Batara Narada turun ke bumi untuk meminta Arjuna menghentikan semedinya.

“Arjuna! Mohon hentikanlah semedimu, karena akan merusak negeri khayangan!” kata Batara Narada ketika berhasil menemui Arjuna.

Arjuna tidak bergeming. Ia tetap melanjutkan semedinya. Jika ia sampai terganggu oleh teguran Batara Narada, ia khawatir para dewa tidak akan menambahkan kesaktiannya. Setelah Batara Narada gagal, para dewa negeri khayangan menurunkan beberapa bidadari cantik untuk menggoda Arjuna. Namun, Arjuna tetap saja tidak terganggu.

Setelah itu, diturunkanlah roh jahat untuk menakut-nakuti Arjuna. Namun, mereka tetap saja tidak berhasil.

Akhirnya, para dewa negeri khayangan mengutus Batara Narada untuk kembali ke bumi menemui Batara Semar yang selama ini mengasuh kelima Pandawa, termasuk Arjuna. Ia yakin Arjuna mau mendengarkan Semar.

Batara Semar tidak menjalankan tugasnya sendirian. Ia meminta bantuan Batara Togog. Lalu, mereka berdua bersemedi untuk menambah kesaktian. Dengan kesaktian itu, mereka mengubah tubuh mereka menjadi besar. Kedua Batara ini berdiri di sisi-sisi gunung tempat Arjuna bersemedi. Dengan kesaktian yang luar biasa, mereka memotong bagian atas gunung tersebut dan melemparkannya ke arah tenggara, sehingga terdengarlah bunyi dentuman yang sangat dahsyat.

“Bunyi apa itu?” tanya Arjuna dengan sangat terkejut.
Batara Semar dan Batara Togog menghampirinya.
“Kami barus saja memotong puncak gunung ini,” jawab Batara Semar.
“Bunyinya membuyarkan semediku, Guru. Dewa pastinya tidak akan menambahkan kesaktianku,” kata Arjuna

“Pertapaanmu itu sangat meresahkan negeri khayangan. Kekuatannya dapat menimbulkan kerusakan. Kesaktian seperti apa lagi yang kau inginkan? Kau sudah sangat sakti. Seharusnya kau semakin rendah diri, bukan justru menimbulkan kerusakan,” nasihat Batara Semar.
Arjuna tertegun. Ia menyadari kesalahannya. Ucapan Batara Semar menggugah hatinya.
“Terimakasih, Guru,” ujar Arjuna. Ia pun menghentikan pertapaannya.
Oleh penduduk setempat, gunung tempat Arjuna bersemedi itu dinamakan Gunung Arjuna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar