Minggu, 05 Juni 2016

Laksama Raja Dilaut

Ujung batu merupakan daerah yang berada di posisi ujung dari mulut daratan Siak. Seberang daratan ini, yang dibelah selat Bengkalis bertemulah dengan Pulau Bengkalis. Aliran sungai Siak yang memanjang dari Pekanbaru akan bertembung dengan selat di muara Bengkalis ini. Dan tak jauh dari sini menjuntailah Selat Malaka. Tempat kerajaan melayu yang besar yang bertahan berabad-abad.

Datuk Laksamana Raja Dilaut menjadi lagenda seorang penguasa laut yang terkenal. Kabarnya ditanganyalah segala bentuk kejahatan laut takluk padanya. Seperti banyaknya Lanun, yang merompak hasil bumi dan perdagangan di laut. Begitu juga dengan penyerangan-penyerangan dari negeri luar.
Datuk Laksamana yang juga punya balatentara laut sigap menghalau balik setiap serangan.

 Kabarnya, keberadaan Laksamana Raja Di laut bukan atas titah kerajaan Bengkalis. Karena Bengkalis saat itu berupa kebatinan, tetapi Laksamana Raja Di laut merupakan pemegang titah Kerajaan Siak untuk menjaga keamanan di pesisir pulau berbatasan dengan selat Malaka ini. Kisah ini sampai sekarang masih simpang siur. Pendalaman terhadap histiorical Raja Laksamana juga masih berupa serpihan serpihan cerita yang masih sulit.

Konon, para pemegang Datuk laksamana ini berketurunan Bugis. Sepuhnya bernama Daeng Taugik, seorang bangsawan bugis. Memiliki anak yang bernama Datuk Bandar Jamal, yang menikah dengan keluarga batina di Bengkalis. Anaknya yang bernama Encik Ibrahim inilah kabarnya diangkat menjadi Datuk Laksamana yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Disebutkanlah dia sebagai Datuk Laksamana Raja Dilaut I, ada tiga laksamana lagi penerusnya. Yakni Encik Khamis, encik Abdullah Shaleh dan Encik Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV. Datuk Laksama hanya sampai IV, gelar datuk Laksamana yang terakhir.

Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari desa Sungai Pakning Ujung Batu Bengkalis dua makam Datuk penguasa laut ini bisa dilihat. Yakni Datuk Laksamana III dan Datuk Laksamana IV. Kedua Makam ini terletak di belakang Masjid Jami’ Al haq. Mesjid tua peningggalan para Datuk ini dulunya. Tak jauh dari mesjid ini berdiri juga rumah Datuk. Kabarnya dibangun oleh Datuk Laksamana ke IV, Datuk Ali Akbar. Rumah peninggalan ini berbentuk panggung. Sekilas terlihat seperti rumah adat/ rumah tradisi di Kepualuan Riau. berbentuk panggung dengan motif-motif melayu dibeberapa ornamen bangunannya.

Di depan rumah terpancang dua buah meriam yang menghulu ke jalan. Meriam ini merupakan peninggalan Datuk Laksamana. Datuk Laksamana memang terkenal sebagai penakluk dalam peperangaan laut. Meriam yang menjadi alat perang ini kini memang tinggal sedikit. Tetapi masyarakat setempat pernah menemukan senjata berhulu ledak ini juga di muara Sungai di Ujung Batu. Kabarnya disepanjang bibir laut di Ujung Batu dulunya berderet meriam ke arah laut. Sebuah benteng menunjukkan kegagahan penguasa laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar